Kali ini Kitasipil akan membahas mengenai perkerasan beton semen. Penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis pondasi, jika di atasnya terdapat lapisan aspal.
Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar yang melingkupi daerah yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan; dimana masing-masing lapisan memberikan kontribusinya.
Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam menahan beban lalu lintas adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan, kekuatan tanah dasar hanya berpengaruh kecil pada kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku. Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai lantai kerja, dan untuk drainase agar menghindari terjadinya “pumping“.
Pumping adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran-butiran tanah dasar melalui sambungan dan retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat gerakan lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas yang terakumulasi di bawah plat beton. Pumping dapat mengakibatkan terjadinya rongga di bawah plat beton sehingga menyebabkan rusak/retaknya plat beton.
Hal-hal fundamental pada perkerasan beton semen adalah sebagai berikut:
1. Perkerasan beton semen (rigid pavement) merupakan suatu struktur perkerasan yang biasanya terdiri dari tanah dasar, lapis pondasi bawah dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan.
2. Perkerasan beton dapat menahan beban berat yang mencapai 175 ton seperti runway pesawat, dan dapat mencapai 5,10,20 sampai 50 tahun umur layanan.
3. Perkerasan umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku, hal yang mudah dibedakan yaitu reaksi perkerasan terhadap beban.
4. Perkerasan aspal umumnya terdiri dari wearing surface yang tipis yang biasanya terletak diatas base course dan subbase course.
5. Sedangkan perkerasan kaku dari beton bisa mempunyai base atau tidak diatas subgrade.
Kerugian menggunakan perkerasan kaku antara lain:
1. Ketidaksempurnaan hasil pekerjaan akibat kurang rapinya pekerjaan dilapangan sulit untuk diperbaiki.
2. Permukaan perkerasan beton semen dalam hal kenyamanan berkendara (riding comfort) lebih jelek dari pada perkerasan aspal.
3. Perbaikan permukaan yang sudah halus (polished) hanya bisa dilakukan dengan grinding machine atau pelapisan ulang dengan campuran aspal, yang kedua-duanya memerlukan biaya yang cukup mahal.
4. Warna permukaan yang keputih-putihan menyilaukan di siang hari, dan marka jalan (putih/kuning) tidak kelihatan secara kontras.
5. Perbaikan kerusakan seringkali merupakan perbaikan yang melibatkan keseluruhan konstruksi perkerasan yang mungkin akan sangat mengganggu dalam berlalu lintas.
6. Pelapisan ulang (overlay) sulit dilakukan.
Keuntungan menggunakan perkerasan kaku antara lain:
1. Semen adalah material produksi dalam negeri.
2. Life-cycle-cost lebih murah dari pada perkerasan aspal.
3. Tidak terlalu peka terhadap kelalaian pemeliharaan.
4. Tidak terlalu peka terhadap kelalaian pemanfaatan (overloading).
5. Tebal perkerasan secara keseluruhan lebih kecil dari pada perkerasan aspal sehingga efek untuk lingkungan akan lebih baik.
Perbedaan Antara Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur:
1. Perbedaan yg jelas antara kedua jenis perkerasan ini adalah bagaimana penyaluran beban ke subgrade.
2. Perkerasan kaku mempunyai kekakuan dan stiffness, sehingga dapat mendistribusikan beban secara lebih luas pada subgrade, dimana beton merupakan bagian utama yg menanggung beban struktural.
3. Perkerasan lentur dibuat dgn material yang kurang kaku, sehingga penyebaran beban tidak sebaik beton, untuk itu perlu tebal perkerasan yang lebih besar untuk meneruskan beban ke subgrade.
Untuk kali ini pembahasan mengenai Perkerasan Beton Semen cukup sampai disini dulu yaa sobat kitasipil.